Saat membuat kopi susu panas, proses mengukus dan mengocok susu menjadi hal yang tak terelakkan. Awalnya, hanya mengukus susu saja sudah cukup, tetapi kemudian ditemukan bahwa dengan menambahkan uap bersuhu tinggi, susu tidak hanya dapat dipanaskan, tetapi juga lapisan busa susu dapat terbentuk. Hasilnya adalah kopi dengan gelembung susu, menghasilkan rasa yang lebih kaya dan lebih kaya. Selanjutnya, para barista menemukan bahwa gelembung susu dapat "menggambar" pola di permukaan kopi, yang dikenal sebagai "menarik bunga", yang menjadi dasar bagi hampir semua kopi susu panas untuk menghasilkan gelembung susu di kemudian hari.
Namun apabila gelembung susu kocok kasar, banyak gelembung besar, dan sangat kental serta kering, pada dasarnya terpisah dari susu, maka rasa kopi susu yang dibuat akan menjadi sangat tidak enak.
Hanya dengan menghasilkan busa susu berkualitas tinggi, cita rasa kopi susu dapat ditingkatkan. Busa susu berkualitas tinggi terwujud dalam tekstur halus dengan pantulan cermin di permukaannya. Saat susu dikocok (diperendam), busa tersebut berada dalam kondisi kental dan lembut, dengan fluiditas yang kuat.
Masih sulit bagi pemula untuk membuat gelembung susu yang lembut dan halus seperti itu, jadi hari ini, Qianjie akan berbagi beberapa teknik untuk membuat gelembung susu.
Memahami prinsip pemecatan
Untuk pertama kalinya, kita perlu menjelaskan prinsip kerja penggunaan batang uap untuk mengocok gelembung susu. Prinsip pemanasan susu dengan batang uap adalah menyemprotkan uap bersuhu tinggi ke dalam susu melalui batang uap, yang memanaskan susu. Prinsip pengocok susu adalah menggunakan uap untuk menyuntikkan udara ke dalam susu, dan protein dalam susu akan membungkus udara, membentuk gelembung susu.
Oleh karena itu, dalam keadaan setengah terkubur, lubang uap dapat menggunakan uap untuk menyuntikkan udara ke dalam susu, sehingga membentuk gelembung-gelembung susu. Dalam keadaan setengah terkubur, lubang uap juga berfungsi untuk menyebarkan dan memanaskan susu. Ketika lubang uap terkubur sepenuhnya di dalam susu, udara tidak dapat diinjeksikan ke dalam susu, yang berarti hanya ada efek pemanasan.
Dalam proses pengocokan susu, lubang uap harus dibiarkan terpendam sebagian pada awalnya untuk menghasilkan gelembung-gelembung susu. Saat mengocok gelembung-gelembung susu, akan dihasilkan suara "sizzle sizzle", yaitu suara yang dihasilkan ketika udara disuntikkan ke dalam susu. Setelah busa susu tercampur dengan baik, lubang uap harus ditutup sepenuhnya agar tidak terjadi pembusaan lebih lanjut dan busa susu menjadi terlalu kental.
Temukan sudut yang tepat untuk menghabiskan waktu
Saat mengocok susu, sebaiknya cari sudut yang tepat dan biarkan susu berputar ke arah ini, yang akan menghemat tenaga dan meningkatkan pengendalian. Operasi spesifiknya adalah dengan menjepit batang uap dengan nosel silinder terlebih dahulu untuk membentuk sudut. Tangki susu dapat sedikit dimiringkan ke arah badan untuk meningkatkan luas permukaan cairan, yang dapat membentuk pusaran dengan lebih baik.
Posisi lubang uap umumnya ditempatkan pada pukul 3 atau 9 dengan permukaan cairan sebagai pusatnya. Setelah mencampur busa susu secukupnya, kita perlu mengubur lubang uap tersebut dan mencegahnya terus berbusa. Namun, gelembung susu yang dikocok biasanya kasar dan terdapat banyak gelembung besar. Jadi, langkah selanjutnya adalah menggiling semua gelembung kasar ini menjadi gelembung-gelembung kecil yang halus.
Oleh karena itu, sebaiknya jangan mengubur lubang uap terlalu dalam agar uap yang keluar tidak mencapai lapisan gelembung. Posisi terbaik adalah dengan menutup lubang uap dan tidak menimbulkan suara mendesis. Uap yang keluar sekaligus dapat membubarkan gelembung-gelembung kasar di lapisan gelembung susu, membentuk gelembung-gelembung susu yang halus dan lembut.
Kapan ini akan berakhir?
Bisakah kita menyelesaikan proses ini jika busa susu terlihat melunak? Tidak, penilaian hasil akhir bergantung pada suhu. Biasanya, proses ini dapat diselesaikan dengan mengocok susu hingga suhu 55-65°C. Pemula dapat menggunakan termometer terlebih dahulu dan merasakannya dengan tangan untuk mengetahui suhu susu, sementara yang berpengalaman dapat menyentuh wadah bunga secara langsung untuk mengetahui kisaran suhu susu. Jika suhu belum tercapai setelah pengocokan, pengukusan perlu dilanjutkan hingga suhu tercapai.
Jika suhu telah mencapai titik didih dan susu belum melunak, hentikan proses pemerahan karena suhu susu yang tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein. Beberapa pemula perlu menghabiskan waktu yang relatif lama dalam tahap pemerahan, jadi disarankan untuk menggunakan susu yang didinginkan agar waktu pemerahan lebih lama.
Waktu posting: 30-Apr-2024